Bicara mengenai agama adalah sesuatu hal yang sensitif di Indonesia,Karena dinegri ini ada banyak agama dan kepercayaan yang diakui dan dilindungi oleh undang-undang negara kesatuan Republik Indonesia.Sebagaimana telah kita ketahui, mayoritas masyarakat indonesia pada umumnya memeluk agama Islam.
Islam di Indonesia sendiri terbagi menjadi beberapa kelompok aliran atau mazhab.Dan disinilah yang menjadi akar pokok masalah polemik Islam itu sendiri.Tiap-tiap aliran mempunyai pandangan dan tafsir berbeda beda.Untuk meyakinkan masyarakat bahwa kelompok merekalah yang paling benar dan wajib di ikuti,Satu kelompok menuding kelompok lain sebagai kafir, sesat,bid'ah dan masuk neraka. Dan dengan bangganya mengagung agungkan, hanya kelompok-nya yang wajib masuk surga.
Maka tak heran kalau kita sering di pertontonkan adegan-adegan debat atau ceramah-ceramah ustad yang sibuk mengupas tentang siapa yang berhak dan tidak berhak untuk masuk surga atau neraka.
Mereka lupa tentang firman tuhan mengenai tujuan penciptaan manusia.Mirisnya lagi mereka sering membaca bahkan mungkin sudah hafal isi firman tersebut,tapi mungkin karena gagal dalam memaknai dan memahami firman tersebut,Maka terjadilah apa yang dinamakan gagal paham.
Satu hal yang dari dulu selalu menjadi pertanyaan di benak saya,dan sampai saat ini belum terjawab adalah,Kenapa negara Kita jauh tertinggal dari negara-negara lain..???
"Wah,itu masalahnya presiden kita broo tidak tegas..!!!"
''Wah,itu karena negara ini menganut pancasila jadinya kafir,makanya Tuhan tidak meridhoi, Coba kalu kita menganut dasar khilafah pasti makmur dan maju..!!!
"Wah, itu karena masyarakat kita belum pada pintar, makanya tidak makmur dan maju"
Dari beberapa jawaban diatas, jawaban ketiga yang menurut saya hampir mendekati tapi saya belum puas dengan jawaban tersebut.Pada umumnya masyarakat kita ini sudah pada pintar dan melek teknologi,apalagi yang berhubungan dengan informasi dan data.Begitu mudahnya kita mengakses informasi hanya dalam genggaman.Dan lihatlah mereka para pejabat-pejabat yang koruptor bukankah mereka orang2 pintar..? Kemudian lihatlah ustad-ustad yang bisa memanfaatkan teknologi untuk mentransformasi dakwah melalui media sosial, bukankah mereka juga orang pintar..?
Lalu apa akar masalahnya sehingga negara kita tetap jalan di tempat dan tidak maju..?
Mental,Mental dan Mental. Mental yang benar, baik,kuat dan tangguh adalah mereka orang2 yang tidak gagal paham dan mau merubah mindset dalam menyikapi setiap masalah di kehidupan ini.
Untuk membangun mental yang kuat ini di mulai dari belajar paham dan memahami kemudian merubah pola pikir dan cara pandang (mindset) dengan sendirinya maka mental kuat akan terbentuk.
Dengan terbentuknya mental yang kuat maka kita akan mudah dalam melangkah dan belajar segala hal di kehidupan ini.Untuk mencapai kemajuan dan kesuksesan dalam segala bidang di perlukan mental yang kuat.Belajar agama dengan mental yang lemah akan berakibat fatal dan menjerumuskan.
Karena sekarang ini banyak sekali ustad-ustad yang bermental penjual agama.
Mereka lebih senang memberi materi dakwah yang membahas dan memvonis tentang hasil (Surga dan Neraka),Padahal yang dibutuhkan umat adalah belajar mengenali dan memahami proses.Adapun keberhasilan dan kesuksesan adalah dampak dari proses dan itu sudah menjadi wilayah dan haknya Tuhan.Kita sebagai manusia hanya di tuntut untuk berusaha dan menjalani proses dengan baik dan benar.Maka dari itu dengan mental yang kuat kita akan mudah dalam berusaha dan menjalani proses kehidupan,Tidak ada kata putus asa dan tersesat.
Jadi belajarlah membangun mental yang benar,kuat dan tangguh dulu sebelum kita masuk untuk belajar hal-hal lainnya.Mungkin kita sampai mulut berbusa masih di bumi dan senang di sibukkan berdebat tentang Hasil (Surga dan Neraka),Sedangkan mereka negara-negara maju sudah ada dibulan atau planet planet lain menonton kita yang masih berdebat tentang Surga dan Neraka.Kenapa demikian..?Karena Mental mereka sudah terbentuk dan kuat,Jadi mereka bisa mengenal dan membedakan mana proses dan mana hasil.Mereka lebih fokus bekerja dan mempelajari proses untuk mendapatkan hasil.Sedangkan kita selama ini sibuk bekerja dan berdebat tentang hasil tanpa mau melihat dan belajar bagaimana prosesnya.Kita bisa melihat betapa banyak pengamat pengamat pintar di negara ini yang lebih suka berdebat hasilnya dan memfonis kesalahan pemimpin tanpa mau melihat dan mendalami prosesnya supaya benar.Bukankah pengamat-pengamat itu orang pintar..? Jadi ada apa dengan Mentalnya,Ini perlu di pertanyakan.Maka dari itu mari kita dukung pemerintah untuk program REVOLUSI MENTAL
Di bawah ini adalah tulisan Denny Siregar yang saya kutip dari FB beliau,banyak hikmah dan pelajaran hidup yang bisa kita ambil dari tulisan ini untuk membangun mental kita.Mari kita simak.
A STORY OF LIFE
"Kamu tahu sukses itu apa ?"
Ayahku meneleponku ketika aku belum mau pulang, karena merasa masih belum sukses. Mungkin karena darah batakku begitu kental dan juga masih sangat muda, aku tidak ingin terlihat sebagai pecundang dihadapan keluargaku. Suara lembut ayahku, benar2 mengherankan. Yang kutahu ia adalah orang yang keras baik dalam sikap dan suara. Tetapi hari itu ia begitu menentramkan.
"Kalau kamu mengukur sukses dari banyaknya harta, maka kamu salah. Kamu akan terjebak dalam hasil. Kalau kamu gagal, kamu kecewa. Kalau kamu berhasil, kamu akan jadi orang yang sombong. Pamer dengan apa yang kamu punya..."
Aku terdiam sambil menyandarkan punggungku ke dinding. Sudut gelap yang kusukai saat aku merasa ingin sendiri. Terbayang kembali perkataan beliau.
"Sukses itu adalah proses. Proses itu yang menjadikan kamu kaya, bukan hasil. Hasil itu hanya dampak saja. Dengan proses, kamu belajar bagaimana hidup.
Proses akan melunturkan semua kesombongamu dan menjadikanmu stabil. Ketika kamu stabil, maka kamu akan menjadi orang yang bijaksana. Ketika kamu bijaksana maka kamu akan berfungsi kepada orang lain. "
Aku menghela nafas panjang. Betapa berat rasanya mengolah kebijaksanaan dalam kata2 ayahku. Melepaskan kotak persepsi yg selama ini mengungkungiku bukan perkara mudah. Aku terkenal keras kepala.
"Kesuksesan tidak diukur dari pandangan orang lain, juga tidak diukur dari keinginan orang lain terhadapmu, nak. Sukses itu adalah ketika kamu bercerita pada anakmu betapa hidup ini penuh perjuangan dan kamu adalah salah satu pejuangnya. Sukses itu ketika kamu menginspirasi, bukan menjadi orang lain.
Sukses itu adalah ketika kamu datang dengan kebanggaan terhadap apa yang kamu punya bukan yang orang lain harapkan. Sukses itu adalah ketika kamu berani menghadapi kekalahanmu dengan kepala tegak dan berkata, aku belajar darinya.."
Aku menangis tersedan dalam sudut gelap. Betapa aku rindu mereka, ego-ku lah yang menghalangi langkahku sekedar bertemu mereka. Ego bahwa aku harus punya sesuatu untuk membahagiakan mereka. Padahal mereka sudah sangat bahagia jika hanya melihatku sebentar saja. Anaknya yang mereka didik sejak kecil, sehat secara fisik dan mental.
"Pulanglah, nak... Papa rindu..." Ayahku menutup teleponnya dan aku semakin terisak.
Dan ketika aku tegap melangkah membuka pagar rumahku dalam ketidak-pulanganku selama 5 tahun merantau, aku melihat seorang tua yang dulu gagah berjibaku supaya kami tetap makan setiap hari, duduk membaca koran dengan mata tuanya. Ia menatapku. Tersenyum. Dan aku melihat airmatanya mengalir dari balik kacamata bacanya. "Anakku pulang.. " Ucapnya lirih.
Itu sekian tahun lalu. Dan aku sekarang yang menangis di kuburnya. Papa, engkau benar dan aku kangen padamu...

Tidak ada komentar:
Write komentar