GILA BANJIR STADIUM AKUT OLEH: Eko Kuntadhi
Jutaan orang berdoa Jakarta bebas banjir. Bencana tahunan ini bikin rakyat susah. Yang rumahnya kena banjir, tidak terhitung kerugian materi. Belum lagi aktifitas yang terganggu.
Sekolah repot. Jalanan macet. Jalan ke kantor ribet. Ekonomi terhenti. Saya pernah harus off seminggu karena sekitar kantor mengalami banjir parah. Di depan kantor berdiri tenda darurat.
Tapi itu permintaan sederhana orang normal. Di sini, selain orang normal, banyak juga warga abnormal.
Karena tahun ini banjir di Jakarta relatif sedikit, justru ada orang yang misuh misuh. Mereka sibuk mencari-cari lokasi genangan air. Memotretnya, lalu ditampilkan via status medsos.
Di bawahnya ada tulisan : Ahok, mana janjimu memberantas banjir?
Kalau di Jakarta tidak ada genangan air, bisa mengambil foto banjir dari kota lain. Pokoknya, mereka gembira jika ada berita Jakarta kebanjiran.
Nah, orang seperti ini termasuk penderita gila banjir stadium 1. Mereka senang dengan berita banjir untuk menyalurkan tabiat nyinyirnya.
Penyakit gila banjir stadium 2, kategorinya orang yang justru berusaha agar Jakarta kebanjiran. Misalnya dengan membuat mampat gorong-gorong dengan sampah kulit kabel.
Ada lebih dari satu truk kulit kabel menyumbat got di jalan protokol. Ini jelas sengaja. Kalau masyarakat yang buang sampah, paling isinya botol air mineral dan kantong kresek.
Orang gila banjir stadium 2, kemungkinan mendapat perintah dari penderita gila banjir stadium 3. Mereka adalah orang-orang yang dapat rezeki dari dana darurat banjir. Gak ada banjir, gak ada rezeki.
Penderita gila banjir stadium 3 cuma mau nyolong duit jika banjir benar-benar datang. Perannya seolah-olah tenaga penghalau banjir, padahal cari makan dari bencana. Mereka hanya cari rezeki dari air mata korban banjir.
Yang repotnya, jika sumbatan kulit kabel itu direncanakan oleh mereka yang punya agenda politik. Sengaja ngupahin orang buat nyumbat gorong-gorong agar istana negara kebanjiran. Lalu mereka bersorak sambil menuding Ahok gak becus.
Nah, gila banjir dengan target politis itu, termasuk jenis penyakit gila stadium akut. Penyakitnya sangat sulit diobati.
Dibutuhkan terapi panjang untuk mengusir roh halus dari pikirannya. Istilah ABGnya, mereka butuh di-ruqyah.
Entahlah, pasien gila banjir stadium berapa yang kini dihadapi Ahok.

Tidak ada komentar:
Write komentar