![]() |
| BUKU DENNY SIREGAR |
Beliau bukan pemuka agama,bukan ulama bukan pula ustad,Beliau adalah Denny siregar dengan secangkir kopinya.Giat menulis di medsos dengan gaya khasnya yang santai,ringan dan menggelitik bagi pembaca yang faham.Tetapi akan terasa pahit,getir dan perih merobek-robek hati bagi kaum yang gagal faham atas tulisannya.
Banyak hikmah dan pelajaran yang bisa kita petik dari tulisan-tulisan bang denny ini,untuk terus menambah kualitas kehidupan kita dalam beragama,bermasyarakat dan bernegara.
Satu hal yang menjadi nilai plus dari tulisan-nya adalah cara penyampaian beliau yang tidak menggurui dan memaksa.Mengalir apa adanya sesuai realita dan dikemas secara sederhana namun mengena.
Dibawah ini adalah beberapa contoh tulisan Denny Siregar
***Tentang siapa kita sebenarnya***
BENARKAH AKU MANUSIA ?
"Sulit sekali menyadari bahwa dunia ini membentuk sifat2 hewan dalam diri kita.
Sejatinya kita manusia, tetapi ketamakan membuat kita menjadi srigala, kemalasan menjadikan kita seperti babi, kedunguan merubah kita seperti kerbau bahkan kita menjadi gabungan dari beberapa jenis binatang. Untung saja Tuhan tidak mewujudkan sifat itu pada rupa kita, sehingga tertutuplah aib yang akan membuat kita menjadi mahluk yang mengerikan.
Dunia ini memang berbahaya. Ukuran2 yang dibuat dan disepakati manusia kebanyakan adalah materi, karena itu yang mudah terlihat. Kita mengejar pengakuan dari manusia lain seolah itu yang terpenting dari semuanya. Dan itu bukan saja dari sisi harta, bahkan keluarga, jabatan dan gelar2.
Semakin rendah diri kita, semakin silau kita oleh predikat2 dunia. "Dia profesor, pasti lebih paham daripada lu..." Seakan gelar profesor lebih tahu segalanya dan ukuran dari kebenaran. "Lu siapa ? Dia itu ulama.. Ilmunya lebih tinggi dari lu.." Seakan ketika berilmu banyak, dia menjadi paham. Padahal banyak orang berilmu yang dibutakan oleh keilmuannya. "Lu sirik aja kalau dia kaya.." Seakan kekayaan adalah nilai2 sejati yang harus digapai.
Lalu untuk apa semua itu, harta, kuasa, ilmu dan segala macam yang kita kejar di dunia ?
Ternyata sederhana saja jawabnya, untuk mengetahui siapa diri kita dan apa fungsi kita. Sifat2 hewan yang membungkus diri kita selama ini, begitu kuat membungkus sehingga kita menjadi tidak sadar bahwa kita ini sebetulnya manusia.
Seorang ulama besar, Ayatullah Khomeini pernah berkata, "Menjadi ulama itu mudah, lebih sulit menjadi manusia.." Disini kita melihat, bahwa ketika nafsu mengalahkan akal, maka diri kita sesungguhnya hewan2 yang berkaki dua. Betapa sulitnya untuk kembali kepada fitrah kita..."
Temanku sudah mengalami banyak proses dalam hidupnya dan sungguh dimataku ia adalah seorang yang kaya. Kebijaksanaan yang dia dapat dalam setiap perjalanan, seharga mutiara2 di kedalaman laut. Tidak ternilai ketika ia sudah mampu melihat bahwa materi hanyalah alat saja bukan majikan yang menjadikan kita budaknya.
Pagi ini kuingat kembali nasehat2nya ditemani secangkir kopi panas, yang membuka memori2 supaya tetap sadar dan menggerakkan nalar. Menjadi waras di tengah semua kegilaan ini adalah kegilaan itu sendiri.
“Pengetahuan yang terakhir dari seseorang adalah mengenal dirinya.” Imam Ali as
***Tentang hidup beragama***
BERAGAMA DENGAN AKAL
Sejak dahulu, meski tanpa pengetahuan yang memadai, saya tidak pernah percaya bahwa Nabi Muhammad Saw menyematkan kata "kafir" kepada non muslim.
Saya berpatokan bahwa Rasulullah adalah manusia suci dan ketika kesucian beliau bersumber dari sang Maha Suci, maka dirinya selalu berada dalam kebaikan. Beliau diturunkan bukan untuk meng-Islamkan manusia, tetapi memperbaiki ahlak dan menjadi rahmat bagi semesta alam.
Jalan yang dibawanya adalah keselamatan atau Islam, sebagaimana Nabi2 yang lain juga membawa jalan keselamatan yg sama kepada umat manusia pada zamannya.
Dan ketika pengetahuan saya bertambah, saya menemukan banyak hal yang mendukung bahwa kata "kafir" itu disematkan kepada mereka yang perilakunya keluar dari tuntunan Tuhan dan Rasul-nya. Itu berlaku juga kepada umatnya sendiri.
"Janganlah kalian menjadi kafir sepeninggalku..." Perkataan ini bukan ditujukan kepada non muslim tetapi kepada umatnya dan secara spesifik kepada mereka yang meng-klaim sebagai sahabat2nya yang berjumlah puluhan ribu orang itu.
Begitu juga dengan bahasa "Jangan menjadikan Yahudi dan Nasrani.." bukan kepada mereka yang Yahudi dan Nasrani secara keseluruhan, tetapi kepada para pendeta2 dan pengikutnya yang dulu menentang dan memerangi beliau. Dalam ayat lain, Nabi Muhammad Saw juga menyampaikan firman Tuhan, bahwa Yahudi dan Nasrani tidak perlu bersusah hati karena Tuhan memberikan perlakuan yang sama kepada mereka.
Adapun ayat yang tidak membolehkan mengangkat Yahudi dan Nasrani sebagai pemimpin adalah hal yang sangat wajar karena umat Islam harus dipimpin oleh Islam sendiri dalam wilayah ke-umat-an, seperti halnya umat Yahudi dan Nasrani dipimpin dari kalangan mereka sendiri. Jika agama di ibaratkan "manual book", maka jelaslah yg bisa menjelaskan petunjuk itu adalah dari kalangan sendiri.
Tetapi yang terjadi sekarang bahasanya selalu di-generalisasi, dibuat seolah2 keseluruhan, apalagi dibumbui oleh kepentingan. Padahal kalau kita pakai analogi sederhana ketika ada yang bilang, "Orang batak itu keras .. " Itu tidak berlaku bagi semua, tapi pandangan rata2. Buktinya saya yang batak ini berperangai halus, santun dan imut tak berkesudahan. ( Bentar, nyisir dulu.. )
Ketidak-mampuan mereka yang menerjemahkan sesuatu berdasarkan konteks "kapan", "dimana" dan "pada saat peristiwa apa" ayat dan hadis itu dikeluarkan, membuat banyak orang terjebak pada teks saja. Parahnya lagi banyak yang ho oh saja ketika ustadnya mengisi otak mereka. Yang penting si ustad berjenggot, jidat kapalan dan celana cingkrang, itu sudah patokan kebenaran.
Beragama itu sesungguhnya dituntut cerdas, karena itulah manusia disematkan akal untuk memahaminya. Jangan menjadi kerbau yang nurut saja ketika dibawa ke tempat pembantaian. Logika2 harus penuh dulu sebelum meng-imani sesuatu.
Beragamalah seperti secangkir kopi. Ia bisa berada di kalangan menengah bawah sampai atas, tapi ada satu hal yang tidak bisa lepas darinya, yaitu kenikmatan.
***Tentang politik*** (kritik yang menggelitik namun tajam dan mengena)
KASIH SEORANG IBU
Ibu Ani Yudhoyono jadi capres 2019 ?
Menakjubkan. Itulah satu2nya kata yang bisa saya haturkan. Tidak ada yang lebih tepat yang bisa dicalonkan memang selain bu Ani.
Kenapa tepat ? Karena bu Ani akan menjadi wajah segar di era per-politikan Indonesia. Segar karena ia tidak pernah mencalonkan apapun selain sebagai think thank dari bapak Yudhoyono.
Bu Ani menguatkan tradisi bahwa partai seharusnya menjadi dinasti. Partai harus identik dengan nama keluarga. Kalau tidak ada anak, adek, kakak, kakek, bibi yang bisa dicalonkan, paksakan juga istri, menantu dan kalau bisa cucu yang bahkan baru belajar jalan. Yang penting jadikan ini dinasti, jangan orang lain yang dimajukan.
Mungkin bu Ani terinspirasi dari Hillary Clinton, istri Bill Clinton, yang sekarang menjadi calon kuat dari partai yang bernama Demokrat juga. Kalau doi bisa, kenapa gue gak bisa ? Begitu mungkin yang ada di pikiran bu Ani.
Apa yang dilakukan oleh bu Ani akan menambah spirit juang bagi keluarga yang lainnya. Inilah perjuangan terbesar bu Ani. "Ayo, Ibas.. Kamu bisa !" Begitulah mungkin seruan bu Ani kepada anak tersayangnya. "Ibu saja bisa, masa kamu tidak sayang ?" Bisa dibilang inilah perjuangan terbesar seorang ibu kepada anaknya, bukan karena haus kekuasaan seperti yang dikatakan banyak orang. Bukan. Orang banyak salah menilai niat si ibu.
Saya mendukung bu Ani untuk ini. Kasih ibu sepanjang masa, kasih anak sepanjang tol cipularang, panjang dan bergelombang ga keruan, banyakan istirahatnya.
Dan orang2 Demokrat pasti senang. Mereka seperti lingkaran di PDI-P yang senang punya mainan, simbol2 yang selalu diusung sebagai pengaman kepentingan. Selama keluarga yang memimpin, posisi gua pasti aman.
Apakah mungkin bu Ani nanti menang dan menjadi Presiden ? Mungkin saja, hasil itu wilayah Tuhan, manusia hanya berusaha. Dan bu Ani pun akan tenang, tidak akan ada yang mempermasalahkan pemimpin wanita, seperti dulu eranya Megawati. Karena PKS pasti akan diamankan, dibagi kursi dan kesenangan, yang penting elu diam.
Ah, bu Ani... Tidak sabar rasanya menunggu tahun 2019. Dimana wajah bu Ani terpampang dimana2. Apakah jargonnya masih sama ? Katakan tidak, tidak dan TIDAK, pada korupsi. Semoga ya bu, korupsi sdh semakin parah dan hanya Demokrat-lah yang mampu memberantas semuanya.
Teriring doa dan salam, semoa apa yang dicita2kan ibu, bapak, anak2, kerabat dekat dan para petinggi partai tercapai.
Nb : Jangan lupa, ibu.. Pakai kerudung ya. Kalau ngga, nanti ibu rawan diserang. Kerudung menciptakan image agamis, relijius dan takut hanya pada Tuhan. Lihat saja para koruptor wanita di pengadilan, mereka langsung takut pada Tuhan ketika di pengadilan.
Salam kopi ibu, semangat pagi.. Raihlah dunia ini sebanyak2nya, hidup hanya sekali, kapan lagi ?
Balasan :
"Cukup, Rhoma... Jangan lagi kau ucapkan itu..." *menutup wajah dengan tangan dan berlari sambil menangis pergi
Itulah beberapa contoh tulisan bang Denny Siregar dengan segelas kopinya yang terasa nikmat dengan racikan yang pas,Membuat pembaca ketagihan pengin nambah terus untuk menikmati kopinya.
Berikut ini pesan Bang Denny untuk bisa mendapatkan buku tersebut:
karena saya gaptek dan jadul, maka saya serahkan semua ini ke mbak Nunik Kartawijaya ( tolong invite akunnya, orangnya cantik sayang makannya banyak )
atau call dia di Nunik 085720009810 .. dia sangat senang menerima telpon atau sms, secara dulunya mantan CS server pulsa.
atau call dia di Nunik 085720009810 .. dia sangat senang menerima telpon atau sms, secara dulunya mantan CS server pulsa.
Dia pernah berbisik, " Yang mesan sebelum bukunya terbit dapat diskon 10 persen... karena terbitnya masih 2 minggu lagi kira2.. "
Jadi jangan tanya ke saya lagi masalah ini yaa.. saya hanya nulis bisanya sambil seruput kopi...

Tidak ada komentar:
Write komentar