Ketika para pembesar Quraisy menawarkan kekuasaan pada Nabi Muhammad SAW,Dengan syarat beliau mau untuk menghentikan dakwahnya,Rasulullah SAW menolak tawaran itu.
Demi tugas menyebarkan risalah yang diembannya,Rasulullah SAW tidak mau mengambil tindakan yang instant lewat jalur politik atau kekuasaan.Beliau lebih mengutamakan jalur siyasah (mengatur atau memimpin dengan cara membawa kepada kemaslahatan)
Kalau saja,pada saat itu Rasulullah SAW mau "berpolitik" dan memanfaatkan kekuasaan yang diperolehnya untuk menyiarkan dakwah islam,Bisa jadi perjuangannya tidak akan seperti yang sudah terukir dalam sejarah.Bisa jadi perjuangannya lebih mudah dan ringan.
Rasulullah SAW lebih memilih jalan yang berliku dan terjal,jalan yang penuh tetasan darah dan air mata.Jalan yang diridhai Allah SWT,bukan jalan yang semata bertujuan membangun kekuasaan,yang bersifat sesaat dan fana.
Terbukti langkah yang diambil Rasulullah SAW ini berhasil.Kepeloporan Rasulullah SAW,yang kemudian dilanjutkan oleh khulafaur Rasyidin,melahirkan kejayaan umat Islam selama 7 abad.Satu masa kejayaan yang tidak singkat dan itu hanya dapat terjadi karena langkah yang diambil oleh Rasulullah SAW.
"Sungguh,telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (Rahmat) Allah dan (Kedatangan) hari kiamat dan yang banyak mengingat Allah"
(Qs: Al ahzab ayat 21)
Dan saat ini di Indonesia kita melihat,Semua yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW,hanya dijadikan sebagai dongeng pengantar tidur.Oknum-oknum agama melalui kendaraan politik yang dibangun atas nama agama,telah mengantarkan nama Islam semakin tenggelam dan terpuruk.Ini disebabkan karena Agama telah diperkosa untuk memenuhi hasrat berpolitik dalam mencapai kekuasaan.Agama dijadikan topeng sebagai pembungkus kebejatan moral untuk mengelabuhi rakyat.
Takbir di perkosa berteriak tidak pada tempat dan tujuannya.Oleh mereka yang mengaku habib dengan membawa 7 juta umat memenuhi jakarta dan meyakinkan umat bahwa Itu "Penistaan Agama" Jangan diam saja ketika Alquran dilecehkan!!!
Ada ibu cawagub dengan kerudung yg selalu melekat menutupi auratnya supaya terlihat syar'i tetapi tidak bisa menyelamatkan dirinya dan menutupi kelakuannya ketika terindikasi korupsi pembangunan masjid. Dalam kondisi tersebut Tuhan baru disebut "Saya di dzolimi" "Saya dikriminalisasi".
Ada juga yang baru ingat Tuhan ketika sudah tertangkap KPK "Demi Allah saya tidak korupsi".Padahal saat masih sibuk meneliti dan mendalami selangkangan dua sekaligus,tidak ingat dimana Tuhannya (Allah).Mungkin yang diingat saat itu adalah dia mengira lagi syuting main film bareng Maria Ozawa Dan Mia Khalifa.
Dari kejadian-kejadian yang terpampang selama ini,telah menunjukkan bahwa partai-partai yang mengusung agama malah menjadikan partai tersebut sebagai ajang untuk berebut kekuasaan,dan menyimpang dari yang namanya tujuan syiar Islam.Dan ketika kalah suara, mereka bilang "Ini adalah takdir".Kemudian segala cara dihalalkan untuk menjegal pemerintahan supaya gaduh dengan menghembusakan isu SARA,sebagai pengobat rasa kecewa terhadap kekalahannya.
Semoga kedepan pemerintah dan para elit politik mau dan berani untuk membuat undang-undang yang mengatur "Partai tidak boleh mengatasnamakan dan bermazhab agama apapun,demi nama baik agama tersebut dan keutuhan NKRI"
Karena Agama hadir untuk menata moral manusia bukan untuk diperkosa supaya mendapat suara dari kendaraan partai yang mengusung agama.
Baca Juga:
Ulama Jangan Jadi Makelar Umat
Kaum Yang Tercipta Dari Kardus
Jauhi Islam Suambu Pendek
Langganan:
Posting Komentar (Atom)

Tidak ada komentar:
Write komentar