Razman Arief Nasution Kuasa Hukum Warga kalijodo menuturkan dengan tegas tidak adanya praktik prostitusi di kawasn Kalijodo.
"Kawasan Kalijodo ini juga tidak selalu diisi dengan kegiatan para pekerja seks komersial (PSK) dan premanisme. Ada juga bangunan-bangunan keagamaan yang berdiri di kawasan tersebut."
"Di sini musholla, gereja, pengajian rutin juga ada, bahkan ada pengembala. Artinya, heterogenitas di sini kan bekerja, tidak semua warga di sini bekerja sebagai PSK," tuturnya di Jalan Kepanduan II, RT 003/005, Kelurahan Pejagalan, Penjaringan, Jakarta Utara, Selasa (16/2). sumber: Warta Kota
Bahkan, Razman menyabut para PSK akan telanjang jika pembongkaran tetap dilakukan.
"Kalau terjadi penggusuran, PSK di sana urat malunya sudah tutup. Mereka bisa saja telanjang 1.000 orang," kata Razman, saat pertemuan antara warga Kalijodo dengan pimpinan DPRD DKI, di Gedung DPRD, Jumat (19/2/2016).
Meski demikian, ia meyakini keputusan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama untuk membongkar kawasan Kalijodo tidak akan berubah. Sebab, Basuki juga tidak bersedia datang dan bersosialisasi kepada warga setempat.
"Sekarang kalau dia enggak mau (sosialisasi), ya kita lihat saja seperti apa di lapangan, buktinya rakyat akan datang," kata Razman.
Berdasarkan keterangan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama dan Direskrimum Polda Metro Jaya Kombes Krishna Murti, para PSK Kalijodo sudah meninggalkan kawasan tersebut.
Bahkan, berdasarkan pengamatan Kompas.com pada Kamis (18/2/2016) malam, sudah tidak ada kafe yang beroperasi. sumber: Kompas.com
"Sekarang kalau dia enggak mau (sosialisasi), ya kita lihat saja seperti apa di lapangan, buktinya rakyat akan datang," kata Razman.
Berdasarkan keterangan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama dan Direskrimum Polda Metro Jaya Kombes Krishna Murti, para PSK Kalijodo sudah meninggalkan kawasan tersebut.
Bahkan, berdasarkan pengamatan Kompas.com pada Kamis (18/2/2016) malam, sudah tidak ada kafe yang beroperasi. sumber: Kompas.com
Sebelumnya,Surat peringatan pertama telah di layangkan oleh pemerintah kota Jakarta Utara dan Jakarta Barat kepada warga Kalijodo yang isinya,meminta warga untuk membongkar sendiri rumahnya.
Entah apa yang ada di dalam benak pengacara tersebut,apa karena sudah tidak ada job sehingga tidak bisa membedakan mana kebenaran dan mana kemaksiatan.
Sebagai rakyat biasa saya hanya bisa berharap, untuk kedepannya semoga negeri ini bisa menghasilkan pengacara-pengacara yang betul betul membela kebenaran dan kepentingan bersama.Bukan membela uang dan kepentingan segelintir kelompok yang takut kehilangan sumber pendapatan.

Tidak ada komentar:
Write komentar