Hakim Mahkamah Konstitusi (MK) Patrialis Akbar prihatin jika kondisi umat tercerai berai dalam soal memilih pemimpinnya. Bahkan lebih memilih pemimpin non-Muslim. Padahal banyak yang dapat dipilih dari tokoh Islam.
"Banyaknya provokasi sehingga yang dipilih adalah pemimpin non-Muslim," jelas dia dalam memberikan sambutan di Pertemuan Dai se-Asia Tenggara, Selasa (26/7).
Menurutnya, banyak non-Muslim yang mengaku berjuang atas nama solidaritas, padahal dalam sejarah solidaritas umat Islam tidak boleh mengalahkan akidah. Tetapi melihat kepada masa lalu, mereka memperjuangkan solidaritas ketika masih menjadi minoritas saat masuk sebuah negara dan sekarang telah menjadi mayoritas mereka menghancurkan umat Islam seperti di Palestina.
Patrialis mengingatkan kader bangsa khususnya umat Islam tidak lengah dan malas untuk mengisi jabatan di negara ini. Karena di beberapa tempat dan negara non-Muslim telah menguasai jabatan strategis di lembaga berbagai negara.
"Ketika putusan berada di tangan non-Muslim, maka umat Islam yang selalu dirugikan," jelas dia.
Sebagai hakim di Mahkmah Konsitusi, Patrialis berusaha untuk menentukan arah perjalanan bangsa ini. Salah satunya menjaga agar hak dasar umat muslim tidak bertentangan dengan kebijakan dan undang-undang negara. Begitu juga sebelumnya saat dia menjadi Memkumham sebisa mungkin berusaha berdakwah seluas-luasnya agar umat Islam kembali kepada Alquran dan Hadist. (posbaru.com)
Rakyat malah prihatin,melihat sikap anda sebagai pejabat negara suka memprovokasi yang bisa menimbulkan perpecahan.Ketika umat muslim tidak mau memilih calon pemimpin dalam pemerintahan yang tidak seagama itu bukan karena akibat provokasi dari siapa-siapa.Sikap dan cara-cara pemimpin itu sendiri yang menentukan layak atau tidak mereka dipilih oleh rakyat.
Ada baiknya kita sama-sama melongok kebelakang sebentar (jangan putar kepala) pada saat kepemimpinan Pak Mantan.Ada seorang menteri Agama yang seharusnya beliau faham dan mengamalkan ajaran agama,tetapi buktinya beliau malah menginjak injak agama tersebut bahkan sampai memakan kitab sucinya.
Ada lagi oknum dari sebuah partai agama yang katanya partai itu halal dan farokah (sudah kantongi sertifikat MUI) tetapi kelakuan oknum tersebut tidak mencerminkan ajaran agama yang dipeluknya.Rakusnya oknum tersebut melebihi orang-orang kanibal,Sapi ditelan mentah-mentah sambil menyibak-nyibak selangkangan (jangan pegang selangkangan) mencari siapa tau masih ada sapi yang ketinggalan.
Islam memang mayoritas dinegeri ini,kenapa yang mayoritas malah ketakutan kalau ada pemimpin bangsa yang tidak sepaham dan seagama.Dua oknum diatas tentunya sudah cukup untuk membuktikan,bahwa dasar agama untuk memilih pemimpin negara tidaklah menjamin kalau yang seagama itu lebih baik dari yang tidak seagama.Dua bukti itu saja sudah cukup untuk mencoreng dan mempermalukan agama yang saya peluk.
Marilah kita semua berpolitik secara sehat,Ketika Ahok bukan muslim kemudian bisa menjadi gubernur DKI itu adalah kehendak Tuhan.Orang-orang sumbu pendek terus berusaha untuk menjegal dan menurunkannya hanya karena melihat Ahok bukan muslim.Disisi lain seorang Jokowi yang muslim terpilih menjadi presiden,merekapun masih terus menyerang dan menjegalnya.Jadi disini adalah bukti bahwa tujuan mereka (kaum sumbu pendek) bukan untuk mencari pemimpin yang seakidah dan seagama.Mereka murni mau memecah belah persatuan dan kesatuan negara republik Indonesia.Gunakan akal sehat dan jangan mudah terkecoh ayat-ayat yang dikeluarkan.
Terakhir saya mendapat kabar ada satu malaikat berani melawan dan membangkang kepada perintah Tuhan gara-gara menolak disuruh menjadi pemimpin bangsa Indonesia.Alasan malaikat itupun simpel "Ampun Tuhan hamba tidak sanggup kalau nanti diejek,difitnah dan dibuat meme-memean,Kecuali Tuhan segera panggil cowok diseberang jendela sana".

Tidak ada komentar:
Write komentar