Apabila saat ini ada banjir, saya jadi teringat masa2 dimana saya pernah mengalami sendiri ketika daerah kelapa gading banjir setinggi dada.Saya lupa tahunnya,yang saya ingat waktu itu saya sedang ada pekerjaan pembangunan rumah tinggal di kelapa gading, nama jalannya lupa,lokasi tepatnya di kawasan komplek perumahan belakang mall kelapa gading.
Hujan deras dari pagi membuat saya dan tukang2 libur,dan memilih berdiam diri didalam bedeng lokasi proyek.Hujan tak berhenti, malah makin bertambah lebat,memasuki jam 12 siang keatas air mulai masuk ke lokasi proyek rumah yg saya bangun.Orang orang komplek perumahan sudah pada sibuk untuk mengungsi,Tetapi saya dan 10 tukang memilih bertahan dibedeng sambil menunggu hujan reda.
Menjelang sore sekitar jam 4 hujan sedikit reda,tetapi anehnya air yang masuk ke dalam proyek rumah semakin tinggi,Tumpukan semen yg terendam air sekitar 30 sak yg ada didalam rumah hanya bisa saya pandangi,Karena memang tidak ada tempat lain untuk memindahkan dan menyelamatkannya.
Saya dan semua tukang memutuskan pergi dari lokasi untuk pulang kerumah masing2.Di area komplek perumahan air sudah setinggi dengkul.Saya menuntun motor di bantu satu orang mendorong dari belakang menyusuri jalan komplek perumahan.
Betapa kagetnya kami,selepas keluar dari komplek perumahan dan memasuki jalan raya bulevard dari depan mall kelapa gading sampai jalan menuju gerbang utama kawasan sudah seperti lautan.Belum juga tenaga saya pulih,yg sebelumnya dikuras ketika keluar komplek dengan kondisi mendorong motor,Penderitaan saya harus ditambah lagi berjalan sejauh 2 sampai 3 km lebih untuk bisa keluar dari lautan air menuju daratan titik aman.
Perlahan lahan kami berjalan sambil mendorong motor,ketika dapat setengah kilo jalan ,volume air semakin tinggi,yg awalnya hanya setinggi lutut sekarang sudah setinggi dada, Perahu karet lalu lalang mengangkut orang2 yg diperioritaskan.Orang-orang yg masih sehat dan kuat,ramai2 berjalan menyusuri jalan raya seperti kami.Ruko yg berjejer sepanjang kiri dan kanan jalan bulevard lantai dasarnya semua sudah terendam air setinggi perut.Terlihat banyak orang2 yg tetap bertahan dilantai 2,dari pada harus turun mempertaruhkan nyawa melawan derasnya arus untuk keluar menuju titik aman.
Perut lapar sampai tidak kami rasakan,kami hanya fokus berjalan di derasnya air supaya selamat menuju titik aman.Beberapa kali kami berhenti istirahat sejenak ditengah jalan untuk memulihkan tenaga.Dirasa tenaga pulih kembali,teman2 bergantian membantu mendorong motor saya meneruskan perjalanan.Entah sudah berapa jam kami berjibaku menerobos derasnya air banjir setinggi dada,akhirnya sampai juga ketitik aman.
Kami semua bersyukur bisa selamat sampai ke titik aman yg tidak terendam air,lokasinya di depan gerbang utama pintu masuk kawasan kelapa gading dekat perempatan lampu merah pulo mas.Ramai orang berkumpul di area tersebut sambil menunggu bantuan datang.Ada beberapa pedagang kaki lima yg berjualan dilokasi tersebut.Sambil beristirahat Saya dan teman2 memesan baso untuk mengisi perut yg keroncongan.
Setelah cukup makan dan istirahat teman2 naik angkutan untuk pulang kerumah masing2.Sedangkan saya harus masih berjuang kembali mencari bengkel motor.Banyak sekali orang2 yg motornya harus didorong seperti saya,mencari bengkel motor terdekat,setelah melewati arus air banjir.Sekitar habis magrib saya tiba di bengkel motor terdekat dan itupun harus rela antri.
---000--- ---000---
---000--- ---000---
Itu zaman dulu,kami tidak pernah menyalahkan gubernur yg menjabat,karena kebanyakan kami tidak peduli siapa yg menjadi gubernurnya.Kami menganggap banjir adalah musibah,bukan karena kesalahan gubernurnya yg tidak becus memimpin.Dulu medsos juga belum ada seperti sekarang ini.
Setelah jokowi menjabat gubernur yg kemudian diteruskan Ahok,Dan melihat kenyataan bahwa sekarang kalaupun ada banjir di jakarta yg kondisinya tidak seperti dulu,Saya baru bisa melihat dan memahami bahwa : "Banjir memang musibah,tetapi kemampuan seorang gubernur dalam memimpin ternyata sangat berpengaruh".
Kemampuan Ahok tidak diragukan lagi dalam menanggulangi musibah banjir.
Jangan sampai Ahok "Pawang Banjir" tersingkir di putaran ke dua.Rapatkan barisan demi DKI dan NKRI.

Tidak ada komentar:
Write komentar