Artikel Pilihan

Cari Blog Ini

Takdir Bukanlah Nasib

Mas, apakah betul jodoh itu takdir Tuhan? Tanya seorang kawan yg hingga hari ini belum berjodoh.
Menarik utk diperhatikan: ketika seseorang bicara ‘Rejeki, Jodoh & Kematian’ selalu dikaitkan dg Takdir. Dan kebanyakan mereka berpendapat bahwa ketiganya itu adalah ketentuan mutlak dari Allah yg tidak bisa dirubah, makhluk tdk punya hak sedikitpun tentang ketetapan itu, manusia tinggal menjalani, nggak boleh protes, nggak boleh membantah. Titik…”. Masak sih..?
“Ah sudahlah, memang Takdirku seperti ini. Mau apa lagi..”. Begitu yg sering kita dengar.
Disinilah letak sumber kerancuan kepahaman kita tentang Takdir, karena kita sdh terlanjur menyamakan antara konsep Takdir dg konsep Nasib. Bagi yg mempercayai konsep Nasib menganggap bahwa Allah telah menetapkan Nasibnya sejak sblm mereka lahir.
Sungguh berlawanan dg informasi Allah dlm beberapa firmanNya, bahwa Allah justru ‘menunggu’ usaha yg kita lakukan utk menghasilkan Takdir terbaik dlm kehidupan kita: dunia & akhirat. Takdir tidak sama dg Nasib. Konsep Takdir sengaja diperkenalkan Allah kpd manusia dg suatu tujuan, yaitu memberitahukan mekanisme sunatullah kpd kita, agar kita memahami bagaimana ‘cara kerja’ Allah dlm menentukan nasib manusia.
Takdir itu digambarkan Allah dalam dua kata: Qadar dan Qodla. Kedua-duanya bermakna ketetapan. Qadar bermakna ketetapan Allah yg telah kita terima berdasarkan proses yg kita tdk terlibat di dalamnya, ditentukan sepenuhnya oleh Allah. Seperti kelahiran kita sebagai laki2 atau perempuan dg segala sifat dan ciri bawaannya. Sedangkan Qadla adalah ketetapan Allah yg kita ikut terlibat di dalamnya. Usaha kita diperhitungkan Allah utk menghasilkan takdir terbaik hidup kita,
Singkatnya, Qadar adalah ketetapan awal berupa Kapasitas (keadaan tertentu). Qadla adalah Usaha kita. Dan Takdir adalah perpaduan antara Qadar dan Qadla. Jadi, Rejeki, Jodoh, dan Kematian adalah Qodar yg harus dipadukan dg Qodla utk menghasilkan Takdir terbaik hidup kita.
Jelas, bahwa Takdir merupakan hasil dari proses ‘sebab-akibat’. Tidak terjadi takdir jika tdk ada proses (sebab) yg mendahuluinya. Namun dalam Islam, hukum sebab-akibat yg terjadi itu tidak sepenuhnya karena usaha manusia, tapi melibatkan faktor X. Ia melibatkan ‘Kekuasaan & Kehendak’ di luar ‘Kekuasaan & Kehendak’ manusia. Sehingga hukum sebab-akibat berjalan dlm 3 arah: horizontal & vertikal (belakang-depan-atas).
Sudut ‘belakang’ adalah peristiwa sekarang atau Usaha. Sudut vertikal adalah ‘Kekuasaan & Kehendak Allah’. Sudut ‘Depan’ adalah hasil alias Takdir. Manusia ‘berusaha’, Allah ‘mempertimbangkan’, dan kemudian memberikan ‘hasilnya’. Maka terjadilah Takdir. Jadi takdir ditetapkan Allah seiring proses yg berjalan. Takdir hidup kita akan terjadi seiring dg waktu & perjalanan usia.
Sahabatku, jika Takdir masa lalu kita ada yg kurang baik, marilah kita rubah menjadi takdir sekarang. Apakah Takdir sekarang akan pasti lebih baik? Bergantung kpd usaha dan amalan yg telah kita lakukan.
Ingatlah kata Allah “Kehidupan adalah permainan. Sedangkan Takdir adalah salah satu dari aturan mainnya. Kalau para pemain ingin sukses & memenangkan permainan, ia harus paham aturannya”.

Penulis : Tulus Wibisono



Tidak ada komentar:
Write komentar

Interested for our works and services?
Get more of our update !