Artikel Pilihan

Cari Blog Ini

Misteri Dibalik Cinta Dan Benci

Ketika seseorang mencitai sesuatu mengapa bisa berubah jadi membenci, dan ketika terlanjur membenci kenapa berbalik mencintai?
Mencintai dan membenci adalah bagian yg selalu menarik dari sisi hihup manusia. Karena mustahil orang tdk pernah mencintai atau membenci sesuatu. Sisi menariknya adalah antara mencintai dan membenci itu seringkali bertukar tempat. Hari ini kita mencintainya, lain waktu kita membencinya. Sebaliknya, kita membencinya, kelak berbalik mencintainya. Loh kok bisa..?
Bisa…. “karena kita cinta dan benci terhadap sasaran yg salah”. Sesuatu yg seharusnya kita benci, kita cintai; dan yg seharusnya kita cintai kita benci. Karena itu Tuhan memperingatkan kita: “kalau membenci sesuatu periksalah, jangan-jangan dia mengandung kebaikan utk kita. Dan kalau mencintai sesuatu, juga telitilah kalau-kalau justru dia berbahaya bagi kita”. (QS.2:216).
Bahkan peringatan Allah ini ada yg secara khusus ditujukan terkait perjodohan (QS. 4:19), yaitu “hendaknya kita jgn terlalu mudah melepaskan pasangan kita, betapapun kita merasa benci kepadanya pada suatu saat, sebab mungkin justru dia membawa banyak kebaikan dari Allah di saat yg lain”.
Makna lain yg bisa kita petik dari peringatan Allah ini adalah hendaknya dlm urusan cinta & benci kita jangan berlebihan, jangan habis-habisan…! Sewajarnya saja. Kelolalah cinta & benci ini dlm takaran yg pas. Nah, agar kita bisa mengelolanya maka pahamilah ajaran Tuhan tentang ‘Konsep Perjodohan’, yg dlm bahasa agama disebut Sunatullah (ketetapan Allah).
Bahwa Allah menciptakan perjodohan. Semuanya diciptakan berpasang-pasangan. Ada surga-neraka, benar-salah, cinta-benci, dll. Intinya melalui hukum sunatullah ini Allah mengingatkan kita “bahwa sebab yang baik akan membawa akibat yang baik, begitu juga sebaliknya, karena itu hadirkanlah sebab-sebab yang baik dalam hidup kita”.
Pelajaran tentang perjodohan juga terdapat dalam Asmaul Husna: Allah menghadirkan dirinya secara ganda atau berpasangan: ar-Rahman & ar-Rahiim, al-‘Aliim & al-Hakiim, as-Samii’ & al-Bashir, dll. Dengan pola ganda ini tentunya ada ilmu yg hendak Allah sampaikan kepada kita.
Perjodohan itu tdk hanya dlm konteks benda, sifat, tempat, tapi juga bisa waktu. Juga tidak berlangsung hanya antara manusia, antara lelaki dg wanita. Bisa juga antara manusia dg hewan peliharaan. Antara setiap orang dg arah dan mata angin, dg jenis rumah, dg susunan pintu, tembok, kamar, dst. Apakah itu takhayul? Klenik? Khurafat? Jawabannya: ya…
Kalau yg memberlakukan pola-pola itu tidak mendasarinya dg dua hal. Pertama, pengetahuan yg dibangun dg penelitian, baik secara ilmiah modern maupun secara titen-tradisional. Ia memilih & mempercayainya secara buta dan dg keyakinan yg tanpa nalar.
Kedua, pemahaman bahwa Allah menyusun dan menciptakan besar-kecil, atas-bawah, arah-arah, panas-dingin, kemarin-besok, juga antara apapun dg apapun — semua itu pastinya dg suatu konsep dan kemauan yg jelas. Tuhan menempatkan, menjauhkan, mendekatkan, menempelkan, merenggangkan, antara apapun dg apapun. Semua itu empan-papan dan dg maqamat yang terang benderang di pandangan Penciptanya.
Kalau kita sdh memahami konsep perjodohan maka kita akan mengerti bagaimana ‘cara kerja’ Allah dlm mengatur hidup kita. Termasuk dlm masalah cinta & benci: “ketika kita dapat menselarakan antara cinta & benci menurut pandangan diri kita dg menurut pandangan Allah itulah yg disebut kita mendapatkan taufik & hidayah. Disinilah takdir terbaik hidup kita terjadi.

Penulis : Tulus Wibisono


Tidak ada komentar:
Write komentar

Interested for our works and services?
Get more of our update !