Bang Akbar Pendaki Sejati
Bang akbar ini rupanya tipe pria pecinta alam dan petualang. Ga tahan jika melihat gunung baru yg belum dijamah manusia maupun makhluk alam lain.Tanpa berfikir panjang..Pengennya langsung ndaki aja itu gunung.
"wah ini gunung sepertinya menantang untuk dinaikin".. pikirnya sambil ngelus elus jengggotnya yang 3 lembar dengan senyum merekah.
Melihat pemandangan hijaunya yg bikin seer seer bang akbar mulai ndeketin itu gunung.
"Wahai orang-orang yg beriman,ada selangkangan dipuncak pendakian"
Sebuah plank menyambut kedatangan bang akbar sebelum melakukan pendakian.
"Wah ini yg gue demen,ada selangkangan,cocok dan pas banget,gue juga orang yg beriman".
Bang akbar meneruskan pendakiannya.Baru sampai 1/4 jalan pendakian,bang akbar berhenti sejenak.
" Wahai orang orang yg beriman,untuk mendapatkan selangkangan engkau harus bayar 2 milyar"
"Ini apa lagi sih kok pakai bayar 2 milyar hanya untuk selangkangan,Tapi tenang saja gue sanggup dan bisa,Gue ini pejabat negara,Yg rakyat biasa saja bisa dapet 500 milyar kok,apa lagi gue..2 milyar mah kecil,tunggu ya jangan di kemana manain dan diapa apain itu selangkangan".
Bang akbar balik arah ga jadi meneruskan pendakian,ia balik rumah untuk mencari 2 milyar.
Di tempat kerja bayangan selangkangan itu terus membayangi pikirannya.Ia memutar otak bagaimana bisa mendapat 2 milyar tanpa harus mengurangi jatah yg dirumah.
Lama ga ada kabar,eh bang akbar nongol di TV.Dengan seragam orange.Mungkin itu seragam untuk mendaki gunung yg baru.
"Hebat ya bang akbar,benar benar pendaki sejati,di usianya yg menginjak senja,semangat mendakinya tetap terjaga" pikirku dalam hati.
Selamat ya bang akbar,semoga dalam pendakian yg baru ini abang kuat.Soalnya di butuhkan waktu 12 tahun untuk bisa mencapai puncak.
"Sumpah demi selangkangan,kalau tahu begini,gue ogah punya hobi ndaki mendaki" sesal bang akbar sambil bilang bahwa pendakian kali ini adalah cobaan dari Tuhan.
"Wahai orang orang yg beriman,jauhilah selangkangan agar engkau selamat sampai tujuan"
Langganan:
Posting Komentar (Atom)

Tidak ada komentar:
Write komentar